Home » » Montevideo God Bless You (2010) Kebanggaan Etnis Serb dalam Sejarah Sepakbola Balkan

Montevideo God Bless You (2010) Kebanggaan Etnis Serb dalam Sejarah Sepakbola Balkan

Written By Unknown on Wednesday, October 9, 2013 | 10:40 PM

Film adalah alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Tidak heran jika film sering menjadi bagian dari strategi propaganda. Film bisa menjadi alat propaganda dengan berbagai cara, dari mulai film penerangan dengan pesan-pesan eksplisit, sampai film-film cerita dengan pesan yang disusun lewat kemasan yang halus.

Terkait propaganda nasionalisme, sudah banyak itu dilakukan melalui medium film. Film yang menyelipkan pesan-pesan nasionalisme memang mudah membangkitkan emosi dan romantika terutama jika dibungkus dengan kisah-kisah perjuangan dan pengorbanan manusia yang mencoba merealisasikan mimpinya.

Nah, spirit dramatis macam itulah yang diadopsi oleh sineas Serbia, Dragan Bjelogrlic, menjadi sebuah film bertemakan sepakbola yang berjudul Montevideo God Bless You. Film ini memang berkisah tentang drama perjuangan Yugoslavia di Piala Dunia 1930 di Montevideo, Uruguay. Episode sejarah itu sering dikenang dan digunakan oleh orang-orang dari etnis Serbia untuk membanggakan keunggulan dan nama besar etnisnya.

Di Piala Dunia yang pertama itu, Yugoslavia berhasil menjadi juara ketiga. Itu menjadi prestasi tertinggi negara-negara Balkan dalam sepanjang sejarah sepakbolanya. Cerita itu kini menjadi folklor yang didendangkan sebagai pemantik mimpi kepada pemuda-pemuda Serbia lainnya yang hendak membaktikan dirinya melalui sepakbola.

Nah, film ini dilatarbelakangi peristiwa keberangkatan timnas Yugoslavia ke Piala Dunia itu. Semua kisah yang dipaparkan di film ini didasarkan pada novel karya Vladimar Stankovic dengan judul yang sama. Vladimar adalah jurnalis olahraga terkemuka di Serbia. Novel dokumenter yang ia buat disusun dengan memanfaatkan serangkaian ingatan penyemir sepatu anak cacat bernama Milla Stanoje yang menjadi bagian dalam tim Yugoslavia saat itu.

Film bermula menceritakan kedekatan antara Stanoje dan Aleksader "Tirke" Tirnanic, seorang pesepakbola muda berbakat idola para anak-anak di lingkungan miskin sudut kota Belgrade. Tirke adalah manusia nyata dan legenda sepakbola Serbia. Bakat terpendamnya terendus oleh BSC Belgrade yang akhirnya menjadikannya sebagai pesepakbola.

Konflik muncul saat Tirke harus berhadapan dengan Blagoje "Mosha" Marjanovic, seorang bintang BSC Belgrade yang enggan posisinya di kanan luar digeser oleh Tirke. Sikap Mosha yang tak bersahabat ini sempat membuat Tirke enggan melanjutkan karirnya bersepakbola dan lebih memilih menjadi buruh pabrik.

Berkat rayuan Stanoje, serta dipermudah oleh luluhnya hati Mosha yang rela memberikan posisinya kepada Tirke, Tirke akhirnya kembali bermain bola. Dari situlah Tirke mulai membangun reputasinya. Tim BSK Belgrade pun akhirnya menjadi juara yang berimbas pada perbaikan ekonomi Tirke sendiri hingga ia mampu membayar utang-utangnya.

Sementara hubungan personalnya dengan Mosha juga semakin membaik. Keduanya malah menjadi sahabat sekaligus menjadi duet penyerang paling berbahaya dalam sejarah sepakbola Yugoslavia. Keduanya mengerek nama Belgrade BSC jadi tim yang disegani.

Hingga akhirnya Ketua FIFA Julies Rimmet mengundang Yugoslavia untuk mengikuti Piala Dunia di Uruguay. Pembentukan tim nasional segera dilakukan oleh federasi. Petakanya, isu-isu politik menyeret sepakbola Yugoslavia dalam konflik yang berlarut.

0 komentar:

Post a Comment